Delegasi ASEAN Terkesima Dengan Sistem Penambangan KPC

Usai gelaran workshop CSR di Balikpapan, Selasa (1/10), para peserta dari Kementerian Energi negara-negara ASEAN mengunjungi PT Kaltim Prima Coal (KPC), di Sangatta, Rabu (2/10).

Mereka ingin melihat langsung program CSR dan pengelolaan pascatambang di KPC.  Para peserta berkunjung ke RSUD Sangatta, yang merupakan salah satu program KPC dalam bidang infrastruktur kesehatan masyarakat.

Usai mengunjungi RSUD, peserta melihat program kerjasama Pemerintah, PDAM dan KPC dalam menghadirkan layanan air bersih di WTP Kudungga.

Setelah itu mengunjungi Composing Training Center (CTC) di Jalan Kabo, area Peternakan Sapi Terpadu (PESAT),  serta terakhir melihat pengelolaan lubang bekas tambang di Telaga Batu Arang (TBA).

Imanuel Manege, General Manager Health, Safety, Environment and Security (HSES) mengatakan, kawasan TBA dulunya adalah Pit Surya, salah satu lokasi tambang KPC. Saat ini kawasan seluas 270 hektar dengan kolam seluas 12 hektar tersebut menjadi role model pengelolaan bekas tambang.

“Di kolam ini kami sering gelar lomba dayung perahu buaya. Dan mungkin tidak ada yang menyangka bahwa TBA ini dulunya adalah tambang batubara, sebab saat ini sudah normal lagi dengan menyisahkan kolam yang cantik dengan kualitas air yang bagus untuk air minum,” kata Imanuel.

Hans Kroder, Vice Chair and Director ISO2600 Stakeholder Global Network (SGN), mengaku terkesan dengan pengelolaan tambang KPC. Menurut pria berkewarganegaraan Belanda itu, KPC telah melakukan banyak prakter terbaik dalam operasional tambangnya.

“Perusahaan Anda sudah melakukan banyak praktek terbaik (best practices) dan menciptakan solusi yang saling menguntungkan kepada masyarakat dan lingkungan,” kata Hans dalam sambutannya di kolam pascatambang TBA.

Selain itu menurut Hans, operasional tambang KPC digawangi oleh para karyawan yang mengedepankan hati nurani dan semua kecerdasan yang ada untuk mencapai praktek terbaik.

“Tidak dengan menggunakan teknologi yang sangat canggih, tetapi menggunakan hati dan kecerdasan indera Anda. Hal ini membuat adanya siklus dan situasi yang saling menguntungkan untuk banyak pemangku kepentingan,” kata Hans.

“Hanya ada satu dampak negatif dari semua yang telah Anda lakukan yaitu mengenai emisi CO2. Tetapi Anda juga telah melakukan inovasi untuk menangkap emisi CO2 dan mungkin ke depan akan ada solusi mengenai hal itu,” lanjut Hans.

Pada akhir sambutannya, Hans mengaku terkesima dengan semua praktek terbaik yang dilakukan KPC dan semangat para karyawannya. “Saya terkesima dengan semua praktek terbaik yang saya lihat hari ini, serta juga semangat dan perhatian dari semua orang kepada masyarakat, lingkungan, dan karyawan. Terima kasih telah menunjukkan ini semua kepada kami. Saya sangat merasa terhormat dengan apa yang sudah Anda lakukan,” tutup Hans.(*)