Program Manajemen Habitat Upaya Konservasi Flora dan Fauna Orangutan “Taman Payau”

Gambar oleh: Liza Niningsih

Kebutuhan ruang, kompetisi sumber daya alam yang terbatas, eksploitasi genetik adalah tantangan dalam pengelolaan pertambangan dan konservasi Orangutan sekaligus. Konsep zonasi berbatas penghalang alami, pembuatan koridor, pengayaan habitat, budaya kerja peduli kesehatan, keselamatan, dan lingkungan adalah strategi dan langka kerja nyata menghadapi tantangan tersebut. Bersama masyarakat, instansi pemerintah tekait, kami merencakan dan melaksankan program. Salah satunya adalah pengayaan habitat di areal konservasi “Taman Payau”, yang merupakan  lahan bekas tambang sejak tahun 2003, seluas ± 163.60 ha, dengan berbagai pengembangan yang terus dilakukan, agar dapat menjadi habitat bagi Orangutan.

Sepuluh tahun kemudian, pada November 2013 s/d Agustus 2014, dilakukan penelitian keberadaan Orangutan. Hasilnya, dijumpai 13 individu berbeda, terdiri dari 4 jantan dewasa, 4 betina dewasa, 2 remaja, dan 3 bayi. Masing-masing individu dikenali melalui wajahnya, dan diberi nama, seperti Cassia (betina dewasa, induk Sura) , Sura (bayi jantan, bayi Cassia), Clotaria (betina dewasa, induk Croton dan Usara), Usara (bayi jantan), Croton (Remaja), Sri (betina dewasa, induk Falca), Falca (bayi), Ujang (betina dewasa), Meremia (remaja betina), Chiko (jantan dewasa), Botak (jantan dewasa), Bruno (jantan dewasa), TP-1 (jantan dewasa), (Niningsih 2017).

Beragamnya usia dan jenis kelamin, seperti dewasa, remaja, anak, bayi, jantan dan betina, bahkan dalam kondisi hamil, adalah ciri-ciri struktur demografi yang sehat (Niningsih 2017). Selama ± 1 tahun pengamatan langsung, secara umum Orangutan terlihat cukup gemuk dan tidak menunjukkan tanda-tanda kekurangan gizi (Niningsih 2017). Tingkat kegemukan adalah salah satu cara sederhana untuk menilai kondisi populasi satwa (Alikodra 2010).

Tahun 2019 pemantauan kembali dilakukan, kini, Merremia sudah punya bayi, sebagai penanda keberhasilan konservasi Orangutan KPC dalam menyediakan habitat yang dapat mendukung kehidupan Orangutan (Niningsih 2020).

Referensi:

Alikodra HS. 2010. Teknik Pengelolaan Satwa Liar Dalam Rangka Mempertahankan Keanekaragaman Hayati Indonesia. Bogor (ID): IPB Pr.

Niningsih L. 2017. Timur [Disertasi]. Bogor (ID): Institur Pertanian Bogor. Adaptasi Perilaku Orangutan (Pongo Pygmaeus Morio) di Kawasan Pertambangan Batubara di Kalimantan Timur

Niningsih L. 2020. Pemanfaatan Areal Reklamasi oleh Orangutan Liar di Kawasan Pertambangan Batubara PT KPC. Sangatta, Kutai Timur (ID): belum dipublikasikan.