Void Pit A KPC Akan Jadi Sumber Air Sampai ke Kipi Maloy
Pit A, PT Kaltim Prima Coal (KPC), di area penambangan Bengalon, telah selesai ditambang pada tahun 2021 lalu. Sejak tahun 2005 sampai 2020 lalu, Pit A menghasilkan 50 juta ton batubara, dengan mindakan batuan penutup (over burden) mencapai 469.681 Kbcm.
Pada akhir penambangan, Pit A menyisahkan satu lubang bekas tambang (void) seluas 413,59 hektar. Void ini memiliki daya tampung air mencapai 226,9 juta meter kubiq. Berada pada elevasi muka air permukaan RL+19,00. Void Pit A memiliki luas daerah tangkapan air final mencapai 42,43 kilo meter persegi.
Chief Operating Officer (COO) KPC Hendro Ichwanto mengatakan, KPC akan menjaga kualitas air void Pit A, sehingga nantinya air dari kolam tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan. “Sudah ada beberapa opsi pemanfaatan air di void Pit A ini. Tentunya setelah kami berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah dan Kementerian Enegergi dan Sumber Daya Mineral,” kata Hendro ‘Edo’ Ichwanto, pada acara Seremonial Pengembalian Air Sungai Keluu, kegiatan pascatambang wilayah eks PKP2B KPC, menjelang akhir Agustus 2023 lalu.
Lebih lanjut menurut Edo, yang terpenting sekarang ini, KPC terus menjaga kualitas airnya agar bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumsi oleh warga masyarakat Bengalon. “Yang terpenting sekarang, kami jaga kualitasnya dulu, agar bisa dikonsumsi oleh masyarakat sekitar,” kata Edo.
Void Pit A sendiri, dulunya dilintasi oleh Sungai Keluu. Melalui Keputusan Gubernur Kaltim, sungai ini dipindahkan alirannya saat wilayah tersebut ditambang KPC. Sehingga pada seremonial lalu, agenda utamanya adalah mengembalikan aliran Sungai Keluu, menuju aliran aslinya, yakni masuk ke wilayah void Pit A.
Berhubung kapasitas air void Pit A sangat besar, maka selain akan dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga warga Bengalon, nantinya air itu akan dimanfaatkan untuk Kawasan Industri Maloy dan Kawasan Industri Batuta Chemical Industrial Park (BCIP).
Selain itu menurut Edo, KPC juga akan menginstal pembangkit listrik mikrohidro berkapasitas 120 KWA. “Konsepnya, air dipompa naik dan dialirkan secara grafitasi ke Bengalon. Ditaruh di elevasi 140 dpl sehingga menimbulkan grafitasi yang tinggi untuk mengidupkan pembangkit mikrohidro,” kata Edo.(*)